^ Back to Top
 

Saham primadona selalu ada setiap saat

5/2/2017 9:12:08 AM

JAKARTA. Setelah beberapa kali menyentuh rekor baru, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali turun 0,38% ke posisi 5.685,30, Jumat (28/4). Meski valuasi IHSG mulai tinggi, masih ada saham layak diburu.

Minat investor antara lain tecermin pada posisi transaksi investor asing di BEI. Akhir pekan lalu, asing masih mencetak net buy senilai Rp 418,15 miliar. Sejak awal tahun, asing sudah net buy Rp 22,32 triliun.

Pemodal asing merespons positif kinerja emiten kuartal I 2017. "Ini menunjukkan, sebenarnya price earnings ratio (PER) yang tinggi tak selalu menunjukkan bahwa posisi saham itu sudah mahal," kata Bima Setiaji, analis NH Korindo Sekuritas, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

PER adalah perbandingan antara harga saham terhadap laba emiten periode sebelumnya. Memang, sejumlah emiten berkinerja moncer memiliki PER tinggi. Tapi pasar melihatnya masih oke karena didukung oleh fundamental yang masih bagus.

UNVR menjadi salah satu emiten dengan valuasi tinggi. Tapi saham ini masih layak diburu. Sebab, sektor bisnis yang digarap UNVR menarik dan defensif. "Return on equity (RoE) UNVR rutin di atas 100%," kata Bima. Level itu jauh di atas bunga deposito.

Valuasi tinggi juga terjadi di emiten konstruksi. PER sektor ini cenderung tinggi. Tapi karena fundamentalnya menarik, saham itu tetap layak dikoleksi. WIKA, misalnya, memiliki fundamentalnya bagus karena laba bersih kuartal I-2017 naik 242% (yoy) menjadi Rp 245 miliar.

PTPP dan WSKT, menurut Bima, juga menarik. Pada semester II-2017, PTPP lebih prospektif seiring IPO anak usaha. Sementara WSKT ditopang banyaknya proyek jalan tol.

Realisasi ekspansi jalan tol JSMR cukup baik. "Kami memiliki pandangan positif terhadap kinerja JSMR karena proyeknya tersebut," kata Maxi Liesyaputra, analis BNI Securities, yang merekomendasikan buy JSMR dengan target Rp 6.400 per saham.

IHSG akan terus naik dalam jangka panjang. Tapi saat ini, IHSG masih terseret sentimen negatif bursa saham Asia serta krisis di Semenanjung Korea. Aksi profit taking (ambil untung) juga menekan bursa.

 

 
Reporter Dityasa H Forddanta
Editor Sanny Cicilia